Hari minggu kemarin, 25 Mei 2008 adalah hari terakhir Festival Malang Kembali 2008, yang digelar sejak 22 mei di sepanjang Jl. Ijen, Malang, dan dibuka dari jam 08.00-24.00 tiap hari. Saya bersama keluarga memanfaatkan kesempatan hari minggu untuk datang di FMK ini.
Kami masuk lewat arah dari stadion gajayana, dan disuguhi “Masoek kawasan Malang Taoen 1222 M”, ya karena di FMK 2008 ini ada diorama sejarah yang dibuat menceritakan tujuh masa. Yakni, masa pra sejarah (6752 SM), Kerajaan Kanjuruhan (760 M), Mataram Kuno (924 M), Singasari (1222 M), Majapahit (1293 M), Islam klasik (1600 M), kolonial (1767 M), dan masa perjuangan (1947 M). Di setiap masa itu akan diceritakan seberapa jauh peran Malang dalam sebuah negara yang akhirnya dinamakan Indonesia.
Sepanjang jalan ada ragam jajanan dan barang kerajinan, ternyata ini merupakan bagian kecil dalam Festival Malang Kembali (FMK). Karena, Panitia telah menyediakan lima acara yang semuanya bermuatan pendidikan sejarah. Yakni, diorama (gambar tiga dimensi), panggung rakyat, sayembara dan lomba-lomba, workshop, serta upacara adat.
Pendidikan seni budaya diusung melalui panggung rakyat. Ada ludruk, wayang kulit, wayang beber, wayang topeng dan wayang panji. Termasuk digelar juga ketoprak, tayub, andong Malangan, gambus, qasidah, dan salawatan.
Kita juga ditawari sajian keterampilan budaya melalui workshop singkat gratis. Workshop yang dipandu ahlinya itu, antara lain menyuguhkan keterampilan keramik, gerabah, tari, ukir, batik, wayang kulit dan karawitan. Ada pula kaligrafi, pencak silat, ludruk, topeng dan pembuatan keris.
Suasana tempo dulu, selain sajian makanan, tempat, dan pakaian, juga tulisan-tulisan yang ada, seperti “waroeng soto”, “soevenir” dll. Diorama tiga dimensi yang besar, dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto. Bahkan panitia membuat sawah untuk lebih memberi nuansa 3 dimensi di gambar suasana alam Malang yang asri.