Edensor adalah buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Sebuah novel yang mempesona tentang pencarian diri dan cinta. Novel ini bercerita tentang keberanian bermimpi, kekuatan cinta, pencarian diri sendiri, dan penaklukan yang gagah berani.
Seperti buku-buku sebelumnya, Andrea selalu menyisipkan pada tulisannya makna religius sebuah kehidupan dan rasa bersyukur kepada Sang Kuasa, Saya ingin mengutip mozaik ke 43 (bab 43 di novelnya dimana dia selalu menggunakan “mozaik” sebagai pengganti “bab”)
………..
………………. [cut] mozaik 43
Butuh dua hari mereset mentalku dari euforia pengembara untuk kembali menekuni kewajiban sebagai mahasiswa. Beberapa waktu kemudian aku mulai kembali tenggelam dalam risetku, lupa diri, lupa waktu, nyaris tak mmpedulikan Arai yang juga sibuk dengan risetnya.
Namun hari ini rutinitas ilmiah itu terpecah. Katya menelponku, suaranya tersedak-sedak.
“Cepatlah ke kampus. Arai….
Aku langsung tahu ada musibah. Pontang-panting aku berlari ke kampus. Tiba di sana kulihat Arai digotong, hidungnya berdarah-darah. Ia dimasukkan di ICU. Setengah jam kemudian seorang dokter mengabarkan berita buruk.
“Penyakit ini bisa fatal kalau musim dingin. Sebaiknya, ia istirahat dulu di tempat yang lebih hangat”
Arai diserang Asthma Bronchiale. Penyakit ini berhubungan dengan kerja paru-paru, biasa melanda penduduk negeri miskin, dan mungkin bersifat genetik. Penyakit ini pula yang dulu merenggut nyawa ayahnya di usia muda. Arai mengalami bleeding berat di pangkal hidungnya karena vaso kontriksi: pembuluh darahnya mengerut lalu pecah akibat alergi dingin.
Maurent LeBlanch, Liaison Officer kami, prihatin melihat kondisi Arai. Ia tahu Arai adalah mahasiswa yang cemerlang. Namun, Continue reading